Pantia Khusus (Pansus) V DPRD Sragen menggelar rapat pembahasan Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sragen Tahun 2025-2029 pada Kamis, 12 Juni 2025. Rapat tersebut dipimpin oleh Ketua Pansus V Sugiyamto, SH, MH serta dihadiri oleh Pelaksana Harian (Plh) Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Riset dan Inovasi Daerah (Bapperida) Kabupaten Sragen Dwiyanto. S.STP., M.Si.
Ketua Pansus V Sugiyamto, SH, MH menegaskan bahwa proses penyusunan RPJMD harus sinkron dengan isu-isu strategis yang akan dihadapi oleh Kabupaten Sragen dalam lima tahun ke depan. Sementara itu, Plh Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Riset dan Inovasi Daerah (Bapperida) Kabupaten Sragen Dwiyanto. S.STP., M.Si menyatakan bahwa enam Indikator Kinerja Utama (IKU) yang setiap tahun harus ada perkembangannya.
Enam indikator tersebut antara lain:
Dalam RPJMD 2025-2029 juga terdapat 8 program unggulan dari Pemerintah Kabupaten Sragen diantaranya:
“Untuk delapan program unggulan, sumber dananya diharapkan tidak hanya dari APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, red). Tetapi dari sumber dana lainnya yang sah,” kata Kepala BKPD Sragen Dwiyanto, S.STP, M.Si. Menanggapi hal tersebut, Anggota Pansus V DPRD Sragen Muhammad Haris Efendi, SE menyatakan bahwa apa indikator untuk kemandirian ekonomi. “Lalu untuk penanggulangan kemiskinan dimulai dari mana dan ketahanan pangan implementasinya seperti apa?” ungkapnya.
Dwiyanto, S.STP, M.Si menyampaikan bahwa untuk penanggulangan kemiskinan dimulai dari assessment masing-masing desa yakni dari terdapat 61 desa yang masuk dalam kategori kemiskinan ekstrem berdasarkan Data Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN). Kemudian angka tersebut mengerucut menjadi 21 desa prioritas kemiskinan ekstrem. “Indikatornya gabungan dari DTKS (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial, red) dan Indeks Desa Membangun (IDM),” katanya.
Dia juga menjelaskan bahwa untuk penanggulangan kemiskinan pada desa prioritas menggunakan sistem cross cutting atau program kolaborasi yang melibatkan berbagai Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). “Misalnya untuk pendidikan, kesehatan, dan lainnya. Tahun ini ada program magang ke Jepang, harapannya yang berangkat juga dari desa-desa tersebut sehingga semua sektor di desa-desa bisa mentas,” urainya. Sementara untuk indikator kemandirian ekonomi dan ketahanan pangan sudah dijelaskan dalam RPJDM 2025-2029. (Humas Setwan Sragen)
David Makel
The bee's knees bite your arm off bits and bobs he nicked it gosh gutted mate blimey, old off his nut argy bargy vagabond buggered dropped.
Reply